Akar Gantung

              Hujan sore di langit Bandung selalu menjadi hal yang paling manis. Sambil ditemani segelas teh panas, seorang gadis kecil asyik membuka lembar demi lembar novel yang baru saja dibelinya. Harusnya novel ini ia baca untuk menghabiskan waktu liburan yang pastinya akan sangat membosankan. Tapi suasana seperti ini terlalu menggoda untuk dilewatkan dengan hal yang biasa saja. Embun di kaca jendela, langit senja, aroma tanah yang basah, teh manis panas, tulisan-tulisan rapi dalam novel, suara kendaraan yang melintas, suasana caffe ini yang selalu di sukainya. Sesekali ia menengok ke luar jendela sembari tersenyum lembut. Suasana seperti ini selalu meningatkannya dengan seseorang.. You have 1 new message          Satu nama tertera disana. "Hahaha ini dia sang buronan...". Lagi-lagi gadis itu mengukirkan senyum di wajah polosnya. Sengaja hari ini ia tidak memoles wajahnya dengan rupa-rupa alat gambar yang biasa orang-orang sebut make-up. Terlalu banyak hal yang akh

"Hadirmu hanya sekilas di hidupku..  namun meninggalkan luka tak terhapus oleh waktu"        Penggalan lirik yang tepat untuk malam ini. Melepaskan mungkin lebih mudah dibanding memaafkan. Jujur saja aku lega lepas dari kamu, tapi aku terlalu berat untuk memaafkan. Maaf saja kalau aku sekeras ini. Kamu tahu? Banyak hal yang dulu aku pertimbangkan untuk akhirnya memilih kamu. Sekarang kamu benar-benar menunjukkan semua omong kosong. Kamu buat aku terbiasa dengan kehadiran dan semua hal yang kamu lakukan. Tapi sekarang kamu hilang seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Hahaha.. "Terdiam di tengah heningnya malam..  mencoba tuk memaafkan dan lupakan kesedihan..   maaf sangat sulit kau ucapkan   selalu ada pembenaran atas hal yang kau lakukan "        Sekarang aku sangat setuju dengan keseluruhan lirik lagu ini. Kini bukan lagi soal penggalan lirik lagu, tapi tentang bagaimana cara aku bangkit dari lubang yang sengaja kamu gali untuk mengubur aku hidup-hi