Skip to main content

Memperbandingkan Itu Gak Enak!

Kalian boleh setuju atau bahkan punya pendapat sendiri soal tulisan ini, karna sesungguhnya yang nulis tulisan ini bukanlah orang dengan perjalanan hidup yang hebat atau bahkan orang yang dalam mengambil keputusan 99.8% nya selalu benar.

Di tulisan ini, aku pengen sedikit cerita (lah ko jadi aku sih bahasanya?). Jadi, di tahun ini (I mean 20yo) adalah tahun terkacau buat aku pribadi. Kenapa? Gak tahu. Rasanya kaya lebih labil dibanding waktu under20. Mulai sering ngerasa bingung sama jalan hidup. Terus seringnya nanya sama diri sendiri, kaya “mau ngapain sih”, “maunya apa sih”, “gak jelas bat dah ini”. Kadang malah suka ngiri sama orang yang di umur segini tuh kaya udah tahu musti ngapain atau bahkan udah sangat produktif. Lah yang di sini masih lebih sering ngelamun di kamar, dibandingin ngerjain sesuatu yang bermanfaat.

Dulu kalau cerita soal beginian sama ibu, pasti dinasihati “makanya jangan mikirin suka sukaan sama cowo terus, jadi keruh kan pikirannya”. Terus aku pasti langsung ngelak dengan banyak alasan. Tapi sekarang malah mikir sendiri, “ya ampun ko buang-buang waktu banget ya dulu”. Aku anaknya overthinking, tapi gak ngehasilin solusi apa-apa. Sampai akhirnya nyadar kalau selama ini tuh gak ada pencapaian diri yang berarti.

Nah! Akhir-akhir ini malah sering ngerasa lagi dibanding-bandingin. Bukan cuma sama orang lain. Tapi sama diri sendiri juga berasa dijudge. Rasanya gimana? Gak enak. Siapa sih yang suka dibanding-bandingin? Rasanya rata-rata orang bakal bilang “jangan banding-bandingin aku sama orang lain”.
Karna pikiran-pikiran ini lah aku inget percakapan sama salah satu teman di kampus. Waktu itu kita diskusi soal umur 20, padahal belum 20 tahun hahaha. Kurang lebih percakapannya gini:

Ma friend: “Jangan banding-bandingin diri kamu sendiri sama orang lain. Beban ke kamunya”

Meh: “gak ngebandingin. Ini tuh cuma buat jadi pemacu aku biar tau aja nanti harus ngapain kalau udah 20 haha” (padahal kenyataannya apa😑)


Setelah itu aku lupa. Jadi, sekarang mulai sadar, kalo aku tuh kaya cemas berlebih dengan umur 20. Padahal, pada kenyataannya, setiap orang punya jalan yang berbeda. Kita boleh belajar dari perjalanan hidup orang-orang sukses. Tapi kita gak bisa ngebandingin diri kita sama mereka. Masalah yang mereka hadapi dan kita hadapi itu berbeda. Ujian dari Allah pun beda-beda. Sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Kalau kita keseringan ngebandingin diri kita sama orang lain, yang ada kita malah gak ngerjain apa-apa. Misalnya nih yaa liat orang lain yang selangkah lebih maju dari kita di bidang yang sama, kemudian kita yang asalnya semangat buat ngegarap hal itu, mendadak minder karna ngeliat orang lain udah maju duluan dengan hasil yang mengesankan.

Intinya hal yang aku dapat dari “perenungan” yang lebih mirip melamun ini adalah buat sekarang, gak usah peduli dulu dengan apa yang udah orang lain capai di umur kita yang sekarang ini. Yang kita perlu cuma “bergerak”. Gak usah peduli hasilnya gimana. Cukup lakukan hal yang kita suka, yang kita mau, yang kita butuh lakukan. Syukur-syukur kalau bisa bermanfaat buat orang lain. Tapi seengganya bermanfaat dulu lah buat diri sendiri. Yang terpenting adalah lakukan hal yang gak merugikan orang. Berbagi itu menyenangkan loh 💗


Oh ya satu lagi. Aku di sini nulis kaya gini, bukan berarti aku udah berhasil keluar dari masalah aku sekarang. Tapi karna aku ngerasa butuh bergerak. Gluck!😘

Comments

Popular posts from this blog

Wanita Selalu Benar? masa sih?

Hai teman-teman pembaca! Sebelumnya, terimakasih karna telah menyempatkan diri untuk membaca tulisan ini. Entah karna memang tertarik, penasaran, lagi nyantai, gak ada kerjaan, gak sengaja nemu tulisan ini, dipaksa saya untuk baca, atau alasan sebagainya haha. Berhubung hari ini tanggal 21 April 2017, saya iseng ingin membahas masalah yang berkaitan dengan wanita. Daripada blog ini nganggur karena saya masih bingung mau post cerpen di sini atau engga (biasa, takut ada yang copas. masalah hak cipta dan plagiarisme akan selalu jadi hal yang rumit). Di dalam tulisan ini, saya hanya ingin berpendapat soal statement yang rasanya udah gak asing lagi di telinga banyak orang. Yup! Statement bahwa "perempuan selalu benar". Di sini, saya berada di pihak kontra tapi kadang mengakui. Kenapa? Karena sejauh ini saya sering mengalah haha. Walaupun gak jarang, keluarga, saudara, dan teman laki-laki saya yang akhirnya mengalah. Kenapa saya ngalah? Karna saya termasuk orang yang malas

Ritual Berkumpul

       Elekra dan Bodhi merasakan sakit kepala yang sama saat pertama kali mereka bertemu. Mereka merasa akan ada yang datang lagi kepada mereka. Mpret dan Bong yang sedari tadi mengawasi mereka hanya bisa terdiam menatap kesakitan mereka tanpa bisa membantu apa apa. Keheningan itu selalu muncul setiap mereka merasakan pusing yang maha dahsyat itu. Pernah sekali Mi’un mencoba memecah keheningan tersebut saat Zarah datang ke ELEKTRA POP.Namun yang terjadi Mi’un malah mendapat tatapan tajam seperti singa yang siap menerkam mangsanya dari Elektra dan Bodhi. Semenjak saat itu tidak ada satupun yang berani mengusik saat mereka sedang merasakan sakit itu.Zarah masuk sambil menopang kepala sebelah kanannya yang sakit sama seperti Elekra dan Bodhi. “Etra! Bodhi!” Seru Zarah setengah panik sambil menunjuk ke arah pintu.      Mereka semua langsung menghambur keluar. Di depan pintu telah hadir sosok laki-laki yang sepertinya habis melewati perjalanan yang panjang.Dia memegangi kepala se

Memaafkan?

"Hadirmu hanya sekilas di hidupku..  namun meninggalkan luka tak terhapus oleh waktu"        Penggalan lirik yang tepat untuk malam ini. Melepaskan mungkin lebih mudah dibanding memaafkan. Jujur saja aku lega lepas dari kamu, tapi aku terlalu berat untuk memaafkan. Maaf saja kalau aku sekeras ini. Kamu tahu? Banyak hal yang dulu aku pertimbangkan untuk akhirnya memilih kamu. Sekarang kamu benar-benar menunjukkan semua omong kosong. Kamu buat aku terbiasa dengan kehadiran dan semua hal yang kamu lakukan. Tapi sekarang kamu hilang seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Hahaha.. "Terdiam di tengah heningnya malam..  mencoba tuk memaafkan dan lupakan kesedihan..   maaf sangat sulit kau ucapkan   selalu ada pembenaran atas hal yang kau lakukan "        Sekarang aku sangat setuju dengan keseluruhan lirik lagu ini. Kini bukan lagi soal penggalan lirik lagu, tapi tentang bagaimana cara aku bangkit dari lubang yang sengaja kamu gali untuk mengubur aku hidup-hi