Lucu kalau inget zaman masih SMP. Zaman dimana sok tahu banget, padahal gak tahu apa-apa sebenernya. Ngebahas soal SMP, jadi pengen sedikit cerita. Dulu aku pernah punya teman, kita sebut saja teman spesial sambelnya dipisah. Setelah bertahun-tahun, kemudian kita kontakan lagi.
Ya, jadi waktu SMP tuh aku punya teman spesial gitu di sekolah. Tapi kita gak pernah nyapa atau ngobrol di sekolah atau pun di luar sekolah. Sms atau telepon pun bisa kehitung jari. Berasa musuhan, padahal engga. Kita gak kaya temen-temen yang pada masa itu seringnya romantis-romantisan tapi kemudian berantem. Pernah sesekali aku mancing biar dia marah (penasaran karna sering denger curhatan temen). Tapi dia malah bilang "X gak marah. X gak bisa marah sama Resty". Iya dulu kita panggil nama, gak pake aku-kamuan. Sopan banget.
Singkat cerita, kita naik ke kelas 3. Kita baru mulai suka ngobrol kalau pulang sekolah, padahal udah lebih dari 1 tahun punya predikat spesial. Obrolannya pun paling sebatas bimbel, selebihnya aku lupa. Semuanya berjalan normal sampai tibalah masa dimana doi ngomong dengan nada yang sedikit sinis. "Situ cemburu? ". Giliran gak dipancing malah marah. Kemudian beberapa minggu setelahnya, kita gak pernah ngobrol lagi di sekolah. Temen-temen pun kadang suka mancing masing-masing dari kita, tapi doi galak bener hahaha. Sejujurnya aku takut dan bingung harus gimana waktu itu. Gak lama, dia minta putus dengan alasan mau UN. Klasik tapi ini real.
Setelah itu kita temenan biasa sampai sekarang kita masih kontakan. Suatu keisengan kemudian kita chatting. Bahasannya itu soal kenangan. Baper? Engga. Aku nganggap ini bercandaan dan hitung-hitung nostalgia lucu-lucuan. Dia ngebahas soal sikap dia dulu yang "lempeng". Aku mancing soal mantannya waktu SMA. Iya waktu SMA dulu, dia sempat curhat soal pacarnya waktu itu. Kemudian pembahasan soal kenangan itu berakhir seperti ini:
Me : "bercanda. Maafkan aku menyebalkan haha"
: "Gapapa, itu yang aku suka haha"
Me : "Menyebalkan haha"
: "Dan aku suka haha"
Me : "Siapa yang suka?"
: "Akulah"
Me : "Oh kamu haha"
Dari chatting inilah aku malah jadi kepikiran dengan bahasan "kenapa sesuatu yang terkesan biasa saja, malah yang akan berkesan setelahnya". He says he can't move on from me. Udah dari lama aku penasaran sama yang kaya gini. Beberapa teman aku pernah curhat tentang seseorang yang bikin dia gak bisa move on bertahun-tahun. Padahal dia udah nyoba ngejalanin hubungan dengan orang lain. Menariknya adalah orang yang bikin dia gak bisa move on itu justru hanya beberapa bulan terikat status. Sedangkan dia udah pernah terikat status bertahun-tahun dengan orang yang berbeda, tapi ujungnya biasa saja.
Mungkin ada perasaan mengganjal seperti sesuatu yang belum selesai. Mungkin juga masih ada rasa penasaran atau rasa bersalah. Entahlah. Tapi satu hal yang mungkin bisa jadi titik penyelesaian rasa penasaran aku ini. Hati itu punya aturannya sendiri. Allah itu Maha Pembolak-balik hati. Kita mungkin bisa dominan dengan logika kita. Tapi ada satu masanya dimana logika gak bisa ngejelasin pertanyaan "kenapa?" yang ada di dalam hati kalian. Entahlah. Pembahasan ini menggantung sampai di sini.
Comments
Post a Comment