Skip to main content

Sebuah Pengakuan

Berangkat dari kegalauan terhadap tugas, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti mengerjakannya. Sadar mungkin ini adalah hal yang salah. Aku susun beberapa alasan yang mungkin akan meringankan aku untuk menyusul mengumpulkan tugas. Tapi yang terpikir malah keinginan untuk jujur saja. Semua ini memang salah aku karena lebih sering menunda pekerjaan. Sejujurnya aku jenuh dengan rutinitas sebagai mahasiswa yang kerjanya cuma kuliah dan nongkrong dengan teman. Aku ngerasa apa yang aku kerjakan di satu semester ini, terlalu banyak membuang-buang waktu. Aku yang dulu senang membaca buku, sekarang lebih memilih malas-malasan di kasur. Aku yang dulu senang jika disuruh menulis, sekarang jadi tidak percaya diri jika disuruh menulis. Aku bosan menjadi seseorang yang terus-terusan melakukan sesuatu bukan berdasarkan keinginan. Apa pemikiran seperti ini salah? Aku rasa tentu salah. Sadar bahwa ada waktunya dimana kita bisa melakukan sesuatu berdasarkan apa yang kita mau, tapi ada beberapa hal yan memang sifatnya tidak dapat diganggu gugat alias kewajiban. Tapi sekarang aku cuma sedang ingin melakukan hal yang ingin aku kerjakan. Mungkin salah. Tapi aku ingin belajar mengambil jalan sendiri.

Aku yakin di dunia ini bukan cuma aku yang pernah merasakan hal seperti ini. Di luar sana mungkin ada yang lebih parah dari ini. Mungkin ada yang sudah menemukan jalan keluar. Mungkin juga masih banyak yang tersesat. Kalau aku? Hmm masih mencari.

Comments

Popular posts from this blog

Wanita Selalu Benar? masa sih?

Hai teman-teman pembaca! Sebelumnya, terimakasih karna telah menyempatkan diri untuk membaca tulisan ini. Entah karna memang tertarik, penasaran, lagi nyantai, gak ada kerjaan, gak sengaja nemu tulisan ini, dipaksa saya untuk baca, atau alasan sebagainya haha. Berhubung hari ini tanggal 21 April 2017, saya iseng ingin membahas masalah yang berkaitan dengan wanita. Daripada blog ini nganggur karena saya masih bingung mau post cerpen di sini atau engga (biasa, takut ada yang copas. masalah hak cipta dan plagiarisme akan selalu jadi hal yang rumit). Di dalam tulisan ini, saya hanya ingin berpendapat soal statement yang rasanya udah gak asing lagi di telinga banyak orang. Yup! Statement bahwa "perempuan selalu benar". Di sini, saya berada di pihak kontra tapi kadang mengakui. Kenapa? Karena sejauh ini saya sering mengalah haha. Walaupun gak jarang, keluarga, saudara, dan teman laki-laki saya yang akhirnya mengalah. Kenapa saya ngalah? Karna saya termasuk orang yang malas

Ritual Berkumpul

       Elekra dan Bodhi merasakan sakit kepala yang sama saat pertama kali mereka bertemu. Mereka merasa akan ada yang datang lagi kepada mereka. Mpret dan Bong yang sedari tadi mengawasi mereka hanya bisa terdiam menatap kesakitan mereka tanpa bisa membantu apa apa. Keheningan itu selalu muncul setiap mereka merasakan pusing yang maha dahsyat itu. Pernah sekali Mi’un mencoba memecah keheningan tersebut saat Zarah datang ke ELEKTRA POP.Namun yang terjadi Mi’un malah mendapat tatapan tajam seperti singa yang siap menerkam mangsanya dari Elektra dan Bodhi. Semenjak saat itu tidak ada satupun yang berani mengusik saat mereka sedang merasakan sakit itu.Zarah masuk sambil menopang kepala sebelah kanannya yang sakit sama seperti Elekra dan Bodhi. “Etra! Bodhi!” Seru Zarah setengah panik sambil menunjuk ke arah pintu.      Mereka semua langsung menghambur keluar. Di depan pintu telah hadir sosok laki-laki yang sepertinya habis melewati perjalanan yang panjang.Dia memegangi kepala se

Memaafkan?

"Hadirmu hanya sekilas di hidupku..  namun meninggalkan luka tak terhapus oleh waktu"        Penggalan lirik yang tepat untuk malam ini. Melepaskan mungkin lebih mudah dibanding memaafkan. Jujur saja aku lega lepas dari kamu, tapi aku terlalu berat untuk memaafkan. Maaf saja kalau aku sekeras ini. Kamu tahu? Banyak hal yang dulu aku pertimbangkan untuk akhirnya memilih kamu. Sekarang kamu benar-benar menunjukkan semua omong kosong. Kamu buat aku terbiasa dengan kehadiran dan semua hal yang kamu lakukan. Tapi sekarang kamu hilang seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Hahaha.. "Terdiam di tengah heningnya malam..  mencoba tuk memaafkan dan lupakan kesedihan..   maaf sangat sulit kau ucapkan   selalu ada pembenaran atas hal yang kau lakukan "        Sekarang aku sangat setuju dengan keseluruhan lirik lagu ini. Kini bukan lagi soal penggalan lirik lagu, tapi tentang bagaimana cara aku bangkit dari lubang yang sengaja kamu gali untuk mengubur aku hidup-hi